Cari Blog Ini

Jumat, 06 Mei 2011

BERMADZHAB

1. Bermadzhab adalah taqlid atau mengikuti Imam Madzhab atau mujtahid mutlak di dalam semua ketentuan agama.
2. Taqlid didalam semua ketentuan agama hukumnya wajib (fardlu) seperti yang dijelaskan didalam kitab "Tanwirul Qulub" h. 40 oleh Syekh Muhammad Amin Al-Kurdi. Beliau berkata:

وَمِمَّا يَجِبُ اِعْتِقَدْهُ اَنَّ اِئمَةَ الدِّيْنِ كُلُّهُمْ عُدُوْلٌ. وَمَنْ قَلَدَ وَاحِداً مِنْهُمْ نَجَا. . . . . .وَالْمَشْهُوْرُ مِنْهُمْ اَبُوْ حَنِيْفَةَ وَمَالِكَ وَالشَّافِعِى وّاَحْمَدَ رضى الله عنهم. وَكُلُّهُمْ عَلَى هُدٰى مِنَ اللهِ. وَتَقْلِيْدُ وَاحِدٍ مِنْهُمْ فَرْضٌ .(تنوير القلوب. ص. ٤٠)
Artinya:
" Sebagian dari aqoidun diniyah yang wajib diyakini bahwa semua imam madzhab itu adil. Barang siapa yang taqlid kepada salah satu dari mereka maka selamatlah dia. Dan taqlid atau mengikuti salah satu imam madzhab hukumnya fardlu ". ( Tanwirul Qulub. H. 40 )

3. Imam Madzhab atau mujtahid mutlak dibagi menjadi 3 bagian;
Bagian pertama bidang syari'at atau fiqih, yang masyhur ada 4, yaitu Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i, dan Imam Ahmad Ra. Semua itu mendapat petunjuk yang benar dari Allah Swt.
Setengah dari kelebihan Imam Mujtahid adalah imam mujtahid empat diatas ternyata sudah di rekomendasikan bersifat terperinci oleh Rasulullah Saw.
a. Berkaitan dengan Imam Abu Hanifah Rasulullah Saw bersabda:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه قَالَ رَسُولُ اللهِ ص.م. لَوْكَانَ اْلعِلْمُ بِالثُّرَيَا لَتَنَاوَلَهُ اِنْسٌ مِنْ اَبْنَاىٍ فَارِسَ ( رواه أحمد. وصحيحه إبن حبان ص. 205 )
Artinya:
" Andaikan ilmu agama itu bergantung di bintang tujuh, niscaya akan dijamah/diperoleh oleh orang-orang dari putra Persia ".
(HR. Imam Ahmad dan dishahihkan Imam Ibnu Hiban)

Menurut para ulama seperti al-Hafidz as-Suyuthi dan lain-lain. Hadits tersebut paling tepat sebagai syarat dan rekomendasi terhadap Imam Abu Hanifah pendiri Madzhab Hanafi.

b. Berkaitan dengan Imam Malik bin Anas Rasulullah Saw bersabda:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه عَنِ النَّبِى صلى الله عليه وسلم قَالَ يُوْشِكُ اَنْ يَضْرِبَ النَّاسُ اَكبَادَ اْلاِبِلِ يَطْلبُوْنَ اْلعِلْمَ فَلاَ يَجِدُوْنَ اَحَدًا أَعْلَمَ مِنْ عَالِمِ اْلمَدِيْنَةِ (رواه الترمذى واحمد وقال الترمذى حدث حسن)
Atinya:
" Hampir datang suatu masa orang-orang bepergian dengan cepat dari negeri-negeri yang jauh dalam rangka mencari ilmu lalu mereka tidak menemukan orang yang lebih 'alim dari pada seorang alim di madinah ". (HR. Turmuzdi dan Ahmad)
Menurut para ulama seperti imam Sufyan bin Unaiyah Imam Ahmad bin Hambal, ah-hafidz at-tirmidzi dan lain-lain. Hadits tersebut sebagai isyarat dan rekomendasi terhadap Imam Malik bin Anas pendiri Madzhab Maliki.
c. Berkaitan dengan Imam Syafi’i Rasulullah Saw bersabda:

عَنْ عَبْدُ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدِ رضى الله عنه قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم عَالِمُ قُرَيْشٍ يَمْلاَءُ اْلاَرْضَ عِلْمًا. رواه ابو داود الطيالس وابو نعيم فى حلية الاولياء. والبيهقى فى مناقب الامام الشافعى. والخطيب البغدادى فى تاريخ بغداد. وحسنه الترمذى والحافظى ابن حجر. قال البيهقى والحافظى ابن حجر : طُرُقُ هٰذَا اْلحٰدِيْثِ إِذَا ضُمَتْ بَعْضَهَا اِلَى بَعْضٍ اَفَادَتْ قُوَّةً. وَعُلِمَ اَنَ لِلْحٰدِيْثِ أَصْلاً.
Artinya:
Seorang alim dari suku Quraisy ilmunya akan menyebar ke berbagaii tempat di bumi. ( HR. Abu Dawud at-Thoyalisy, Abu Na’im)
Menurut para ulama seperti Imam Ahmad bin Hambal, al-hafizd, al-baihaqi, al-hafizd abu nu'aim al-hafizd as-suyuthi dan lain-lain. Hadits tersebut sebagai isyarat dan rekomendasi terhadap Imam as-Syafi'i pendiri madzhab Syafi'i.
d. Berkaitan dengan Imam Ahmad bin Hambal, dalam satu riwayat ketika Imam Syafi'i tinggal di mesir di akhir hayatnya beliau menyuruh muridnya al-Robi' bin Sulaiman al-Murodi (174 -270 H/790-883M) untuk menyampaikan surat kepada Imam Ahmad bin Hambal di Irak. Setelah membacanya Imam Ahmad langsung menangis al-Rabi, bertanya mengapa ia menangis?, Ahmad menjawab As-Syafi'i menyampaikan dalam suratnya bahwa ia telah bermimpi bertemu dengan Rasulullah Saw dan bersabda: " Kirimkan surat kepada Imam Ahmad bin Hambal dan sampaikan salamku, katakana padanya bahwa kamu akan mendapat ujian tentang kemakhlukan Al-Qur'an karena jangan kamu ikuti pendapat mereka. Kami akan meninggikan derajatmu hingga hari kiamat.".
Berdasarkan paparan diatas dengan mengikuti madzhab empat yang telah direkomendasikan oleh Rasulullah Saw tentunya lebih baik bagi kita dari pada mengikuti madzhab lain yang tidak mendapat rekomendasi dari beliau.
 Bagian kedua bidang aqidah atau ushuludin. Yang masyhur adalah Imam Abu Hasan al-Asy'ari dan Imam Abu Mansur al-Maturidi.
1. Menetapkan sumber atau dalil ushuludin dari dalil naqli dan dalil aqli dan sekaligus menolak dalil-dalil yang semu dari ahli dlolalah.
2. Mengetahui Tuhan dengan pendekatan atau dengan cara mengetahui sifat-sifat wajib dan sifat muhal dan af'al Allah lengkap dengan dalilnya.
Dikalangan Nahdlatul Ulama dikenal dengan Aqoid Seket (50). Dengan perincian atau pembagian bab Ilahiyat, Nubuwat, Kutubu Samawiyat, Malaikat, Yaumul Qiyamat, Qodo' dan Qodar.
 Bagian ketiga bidang tasawuf yang masyhur adalah Imam Abu Hamid Muhammad bin al-Ghozali dan Abu Qosim al-Junaidi al-Baghdadi.

Secara global cara tasawufnya memakai metode
a. Takhaly : adalah membersihkan diri dari sifat-sifat tercela
b. Tahaly : adalah menghiasi diri degan amalan-amalan mahmudah atau terpuji
c. Tajaly : terbukanya mata hati dengan jelas mengenai sifat-sifat dan keagungan Allah SWT

Demikian sedikit pemaparan tentang kadiah-kaidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah semoga dapat dijadikan rujukan bagi semua. Kami menyadari masih banyak kekurangan, maka kami harap maklum dan bisa memberikan masukan yang baik demi kesempurnaan tulisan ini.

Magetan, 24 Muharam 1430 H
31 Desember 2010 M
Dihimpun oleh

Kyai. Shofwan
(Temboro Karas Magetan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar